Pada Tahun 2005-2006 Jewel in The Palace atau Dae Jang Geum
merupakan satu dari sekian banyak drama korea terbaik sepanjang masa.
Siapa yang tidak kenal dengan drama korea dengan jumlah episode paling
banyak dari drama korea lainnya yakni 70 episode dengan menampilkan
beragam pelajaran hidup dalam setiap episodenya.
|
gambar: wikipedia |
Drama Korea Dae Jang Geum atau dikenal dengan Jewel In The Palace
ini meraih sukses diberbagai negara termasuk Indonesia, Filipina,
Korea, Jepang, Cina, Taiwan, Iran, Kanada Hongkong, Singapura, Malaysia
hingga Chicago.
Drama yang dilatarbelakangi oleh kisah nyata yang tercatat dalam babad
dinasti Joseon ini mampu merangkul penggemar drama korea dengan alur
cerita yang membuat decak kagum serta tidak bosan menontonnya.
Kisah ini penuh dengan makna dan pembelajaran hidup, sebut saja kisah
tentang cinta, keahlian memasak, dokter atau tabib, perjuangan,
keikhlasan serta persahabatan dan politik juga sistem pemerintahan.
Berikut beberapa pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari cerita Drama Korea Dae Jang Geum:
Perjuangan, Jangan Menangis dan Jangan Pernah Putus Asa
Sebuah pesan terakhir yang diberikan ibu Jang Geum saat sebelum
meninggal akibat ditusuk anak panah oleh orang yang mencelakainya
merupakan pesan kehidupan yang membuat Jang Geum akhirnya berhasil masuk
istana dan belajar bersama dengan yang lain hingga memiliki kemampuan
mumpuni dalam dunia memasak sebagai dayang istana bagian juru masak
dibandingkan dengan sahabatnya yang lain.
Rajin Belajar dan Bertanya serta Sikap Ingin Rasa Tahu yang Besar
Sikap tersebut membawa Jang Geum menjadi sosok yang paling cerdas dan
mampu menjadi yang terbaik tatkala pagelaran lomba memasak dilakukan
dalam istana, serta mampu membuat Raja dan permaisuri terkagum akan
keahlian memasaknya.
Selain itu, berkat keuletan dan keingin rasa tahuannya yang besar dan
tanpa mengenal lelah berusaha, ia sering menemukan solusi dalam memasak
saat kejanggalan akan masakan terjadi. Terlebih ia juga mampu menjadi
seorang Dokter atau Tabib utama karena kecerdasan dan keuletannya dalam
memecahkan beragam penyakit.
Memasak Semestinya bertujuan untuk kesehatan dan kebahagian orang yang menyantapnya
Memasak merupakan keahlian yang dimiliki oleh perempuan maupun
laki-laki. Setiap chef atau tukang masak pasti memiliki kelebihannya
masing-masing dalam menyajikan masakan. Sehingga cita rasapun menjadi
perbedaan yang menjadi pilihan banyak orang.
Memasak tentu diperlukan agar kita bisa makan, namun memasak haruslah
bertujuan untuk kesehatan yang memakannya. Inilah yang dilakukan oleh
jang Geum dan Gurunya kala diberikan tugas untuk memberikan masakan bagi
Raja dan tamu negaranya. Meskipun ia sempat akan dihukum karena
memberikan masakan yang sederhana berupa sayuran namun berkat
keuletannya untuk meyakinkan Raja dan tamu negara ia berhasil
menyembuhkan penyakit mereka dan tentu saja membuat bahagia pada
akhirnya.
Berprofesi sebagai seorang Tabib atau Dokter haruslah mendiagnosa dengan teliti orang yang sakit.
Sebuah profesi yang membanggakan menjadi seorang Dokter atau Tabib,
keahliannya menyembuhkan dan menyelamatkan banyak orang. Namun demikian
keahlian tersebut memiliki tanggung jawab begitu besar karena dapat
menghilangkan nyawa saat melakukan kesalahan fatal dalam mendiagnosa.
Membalas Dendam merupakan Perbuatan Sangat Buruk, namun Membasmi Kejahatan patut Ditegakan.
Iniliah sikap yang pada akhirnya dilakukan oleh Jang Geum tatakala ia
kembali ke istana setelah diusir ke pulau Cheju karena difitnah dan
harus rela melihat guru terbaiknya meninggal diperjalanan akibat
penyiksaan dipenjara.
Semula ia berniat membalas dendam terhadap orang-orang yang telah
menganiaya dan memfitnah ibu dan guru-gurunya serta dirinya, namun
berkat Seorang tabib perempuan yang menjadi gurunya dalam dunia
kedokteran, perobatan dan akupuntur di Pulau Cheju memberikan pilihan
untuk merelakan, mengikhlaskan apa yang terjadi, namun terus berjuang
menegakan keadilan, membuktikan kejahatan yang dilakukan sekomplotan
orang di dalam kerajaan dengan keahliannya dalam dunia
Perobatan/Kedokteran.
Kerakusan akan Kekuasaan dan Kekayaan Membuat Seseorang jadi Penjahat dan mampu Membunuh Orang lain.
Betapa menakutkannya keadaan seperti ini. Sepertinya hal di atas telah
terjadi di beberapa negara di Dunia. Saling memperebutkan kekuasaan dan
mengeruk kekayan telah membuatnya berkelakuan buruk mau tidak mau.
Bahkan rela merenggut nyawa lawannya yang dianggap saingan atau
mengetahui kejahatannya.
Itulah yang dilakukan oleh dayang istana Cui serta keluarganya, karena
dipaksa harus mempertahankan kekuasaan dalam istana terutama menjadi
Ketua Dayang Istana di Dapur membuatnya rela membunuh banyak orang
termasuk permaisuri dan guru serta Ibu dari Jang Geum.
Namun pada akhirnya kejahatan mampu dikalahkan kebaikan, dan membuat
jera pelakunya dan harus bertanggung jawab akan apa yang dilakukan
hingga mendapat hukuman mati.
Politik Kekuasaan dan Sistem Kerajaan
Dalam drama korea Dae Jang Geum ini politik akan kekuasaan dalam
kerajaan sangat kental sekali dengan peliknya hidup di dalam kerajaan.
Orang yang haus akan kekuasaan dan kekayaan berlaku politik yang tercela
dengan membunuh lawan politiknya serta memfitnahnya hingga dikeluarkan
bahkan jadi tersangaka untuk dibunuh.
Siapa yang kuat dan banyak relasi dialah yang menang, namun pada
akhirnya dengan politik sehat serta kebaikan dan perjuangan dalam
membasmi kejahatan dalam berpolitik tersebut semua dapat dikalahkan.
Berani Mencoba dan Membuktikan
sikap ini jelas dicontohkan oleh Jang Geum saat menyembuhkan beragam
penyakit yang ia temukan, mulai dari penyakit yang terjadi pada puteri
kerajaan, penyakit pada sang raja bahkan dirinya saat kehilangan
kemampuan merasakaan rasa.
Jang Geum tidak memperdulikan apa yang akan terjadi pada dirinya hanya
untuk mencoba dan membuktikan apa yang terjadi. Sebuah sikap berani dan
perlu kita pelajari. Namun demikian kita harus hati-hati dalam mencoba
dan membuktikan sesuatu karena bisa-bisa kita sendiri jadi korban.
Berani mencoba adalah sikap yang perlu diteladani, sebagai upaya
pembuktian dan praktik akan pengetahuan yang dimiliki bahkan mampu
menemukan sesuatu yang baru.
Kisah Cinta
Cinta tak bisa dipaksakan. Ia Tumbuh seiring seringnya bergaul dan
berkomunikasi disetiap harinya. untuk mencintai seseorang terkadang tak
memiliki alasan, serta memerlukan pengorbanan besar seperti yang
dilakukan Jang geum dan Min Jeong Ho.
Kesopanan
Dalam drama korea ini atau mungkin hampir semua drama korea menampilkan
kesopanan dalam bersikap serta bertemu orang lain dengan memberikan
salam dan menundukkan kepala kepada siapapun termasuk orang yang mungkin
tidak disukai.
Dalam berpakaian sangat tertutup, dengan pakaian kebanggan kerjaan yang
unik, mewah dan bersahaja serta berwarna warni. Namun saat ini
sepertinya drama korea sudah banyak yang menampilkan cara berpakaian
modern dan tidak tertutup lagi.
Emansipasi dan Perubahan
Perubahan itu perlu, namun terkadang berhasil baik atau bahkan
sebaliknya. Namun dengan melakukan perubahan tentu banyak makna dan
hikmah yang bisa diambil untuk kedepannya.
Emansipasi menjadi salah satu hal yang ditekankan dalam drama korea ini.
Yakni dengan berhasilnya Jang Geum sebagai tabib Utama kerajaan.
Kerajaan saat itu menolak Jang Geum sebagai tabib utama kerajaan karena
ia adalah seorang wanita. Namun dengan pembuktian yang dilakukan Jang
Geum membuat setiap orang bahkan Gurunya yang laki laki kagum dan
memandang pantas untuk mempimpin mereka dalam bidang kedokteran atau
tabib dan perobatan.
Selain itu, Jang Geum pun ingin membuktikan bahwa wanita bisa melakukan
hal-hal yang penting berjajaran dengan laki-laki. Min Jeong Ho pun yang
menjadi kekasih Jang Geum mendukungnya dengan berkata pada Raja bahwa
sebuah jabatan haruslah diberikan kepada sesorang yang memang mampu dan
bertanggung jawab akan jabatan yang diberikan. Dan Jabatan tidak layak
diberikan kepada orang yang haus akan kekuasaan dan kekayaan semata.
sumber: gomuda.com
Thanks for reading:
11 Pelajaran Hidup Drama Korea Dae Jang Geum