Sebuah berita sangat mengejutkan datang dari studi terbaru mengenai global warming dan dampaknya di seluruh negara yang diterbitkan oleh Nature berdasarkan penelitian ilmuwan dari Universitas Hawaii.
|
Jakarta dengan Awan Gelap serta Perubahan Iklimnya, gambar: vivanew.com |
Jakarta, Indonesia diperkirakan akan menjadi kota pertama yang terkena
dampak perubahan iklim akibat global warming di tahun 2029 dan di akhiri
di kota Anchorage tahun 2071. Seperti tampak pada gambar di bawah
berikut ini:
|
Perkiraan Potret Peta Dunia dalam Perubahan Iklim di Kemudian Hari, gambar: smithsonianmag.com |
Perubahan iklim adalah masalah global yang diperkirakan tidak akan
terjadi dalam waktu bersamaan, namun dengan selang waktu tertentu.
Indonesia menjadi negara pertama yang terkena imbasnya. Tahun 2020
daerah Papua, Manukwari menjadi bagian kota Indonesia yang mungkin akan
tenggelam atau terkena dampak ilkim lainnya.
Jakarta
sebagai Ibukota negara Indonesia tampaknya perlu mempersiapkan diri
agar dampak tersebut bisa ditanggulangi dan berharap tidak terjadi
dengan melakukan beragam jenis aktivitas yang ramah lingkungan. Dunia
kini dihantui global warming yang makin menjadi.
Meksiko, menjadi negara kedua setelah Indonesia dengan jarak waktu hanya
2 tahun yaitu di tahun 2031. Amerika diperkirakan terkena dampaknya di
tahun 2047. Meskipun hal ini hanyalah sebuah perkiraan, dengan
penelitian ilmiah ini setidaknya membuat kita berpikir untuk mengurangi
dampak global warming sejak dini.
Dasar Penelitian Perkiraan Dampak Perubahan Iklim
Kebanyakan
model iklim mensimulasikan bagaimana perubahan konsentrasi gas rumah
kaca akan mempengaruhi iklim di seluruh dunia pada tahun tertentu (
terutama di tahun 2020, 2050 atau 2100 ).
Tetapi
tim Hawaii, yang dipimpin oleh ahli biologi dan geografi Camilo Mora,
mengambil pendekatan mereka mengasumsikan dengan tidak adanya
kesepakatan mitigasi global, tingkat gas rumah kaca akan terus
meningkat pada tingkat yang stabil dan menggunakan model iklim untuk
melacak berapa lama dampak peristiwa cuaca yang saat ini dianggap menjadi lebih ekstrim.
Ketika
tim peneliti menghitung yang di tahun ini akan terjadi untuk berbagai
kota, mendefinisikan penyimpangan dari catatan sejarah sebagai tahun
pertama ketika hari terdingin di bulan tertentu adalah lebih panas
daripada hari bulan kemudian antara 1860 dan 2005, merekapun tak
menyangkan perubahan iklim datang jauh lebih cepat daripada yang mereka harapkan.
Mereka pun berkata " Hasilnya mengejutkan kami . Terlepas dari skenario perubahan akan segera hadir." Untuk
semua lokasi di Bumi, tahun rata-rata terjadi perubahan iklim dimulai
tahun 2047, tapi untuk beberapa tempat yang terkonsentrasi di daerah
tropis, perubahan iklim akan datang lebih cepat di 2030, atau dalam
beberapa kasus yang ekstrim terjadi tahun 2020.
Hanya
dalam beberapa dekade, dengan kata lain hari terdingin yang dialami
pada bulan Januari akan lebih panas dari hari-hari terpanas yang terjadi
di bulan Januari. Dan hari terpanas yang akan kita alami pada bulan
Juli ( di belahan bumi Utara ) hanya akan menjadi lebih panas daripada hari dimana kita merasakannya hari ini.
Fakta bahwa efek ini akan terasa paling cepat di daerah tropis menurut simulasi sangat mengejutkan. Sejauh ini , kebanyakan model telah meramalkan bahwa perubahan yang paling mendadak kaitannya dengan suhu akan terjadi di kutub.
Tetapi
dilihat dari perspektif yang berbeda, melihat perubahan relatif
dibandingkan dengan catatan sejarah perubahan mutlak dalam suhu. Wilayah
tropis memiliki variabilitas kurang dalam suhu, sehingga mendorong
perubahan suhu mendadak yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Ini
adalah masalah besar, karena satwa liar dan keanekaragaman hayati
secara konsisten tertinggi berada di daerah tropis, dan sebagian besar
pusat keanekaragaman hayati dunia berada di sana (hutan hujan tropis,
misalnya, diperkirakan mencakup kurang dari 2 persen dari luas permukaan
bumi namun berisi sekitar 50 persen tanaman dan spesies hewan).
Jika
saja terjadi perubahan ilkim tersebut, maka mereka mungkin kurang mampu
mengatasi perubahan suhu dan beradaptasi untuk bertahan hidup. Hal
ini juga terjadi karena jumlah yang tidak proporsional dari
orang-orang yang hidup dalam kemiskinan di seluruh dunia berada di
daerah tropis.
What Should we Do Now?
Meskipun
ini berita buruk, para peneliti mengatakan mereka memulai alternatif
pemodelan iklim untuk memberdayakan masyarakat agar dapat
melihat dan memahami perkembangan perubahan iklim serta menghubungkan
orang-orang lebih dekat dengan masalah ini dan meningkatkan kesadaran
tentang urgensi untuk bertindak dalam mengrurangi global warming.
Para penilitipun memberikan simulasi peta perubahan iklim di seluruh dunia di link berikut ini: soc.hawaii.edu.
So
guys, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari berita buruk ini.
Berharap kita mulai sadar dan bertindak untuk menjaga bumi ini tetap
hijau dan global warming menjadi lebih minim. Salah satunya dengan
melakukan hal kecil dari saat ini dengan merngurangi penggunaan plastik, hemat listrik, serta menggunakan air secukupnya. sumber: gomuda.com
Thanks for reading:
Jakarta, Kota Pertama Yang Akan Alami Dampak Perubahan Iklim Dunia