Sedari dulu bangsa kita memang
bukanlah bangsa innovator teknologi seperti bangsa asia timur dan bangsa
eropa, namun untungnya bangsa ini tidak menutup diri terhadap
pengaruh-pengaruh asing pada saat itu dan banyak melakukan aktivitas
internasional dengan bangsa lainya seperti mengadakan perdagangan bebas
dengan bangsa lainya di semenanjung malaka dan melakukan diplomasi
bilateral dengan bangsa lainya sehingga bangsa senantiasa ter"update"
sengan perkembangan dunia luar. pada umumnya kerajaan nusantara yang
mudah menerima budaya-budaya asing adalah kerajaan yang bercorak maritim
seperi kerajaan aceh, sulawesi dan sekitarnya karena mereka banyak
berhubungan langsung dengan orang asing sehingga peradabannya lebih maju
dan dinamis daripada kerajaan-kerajaaan bercorak agraris seperti
kerajaan-kerajaan di jawa yang konservatif dan memiliki peradaban yang
lebih primitif dibanding kerajaan maritim
salah
satu dampaknya pengaruh asing adalah pengenalan terhadap teknlogi
senjata api generasi awal seperti Meriam dan musket/senapan lontak di
kerajaan-kerajaan nusantara yang dimulai sekitar abad ke-15 . pada abad
ke-15 portugis yang mengetahui akan ramainya bandar perdagangan malaka
kemudian menyerang dan menguasai bandar perdagangan tersebut. hal ini
jelas mengkhawatirkan kerajaan-kerajaan sekitarnya termasuk kerajaan
(kesultanan) aceh akan datangnya invasi bangsa portugis. sehingga
kesultanan aceh yang pada saat itu dipimpin oleh sultan alaidin riayat
shah meminta bantuan kepada kesultanan ottoman/utsmaniyah yang pada saat
itu memang sedang berjaya, bantuanya berupa bantuan dukungan militer
dan transfer teknologi yaitu pengiriman insinyur persenjataan beserta
pasukan ottoman untuk melatih pasukan aceh untuk membantu mereka
melawan serangan portugis dan menyebarkan pengaruh politik terhadap
kerajaan-kerajaan kecil di sumatera sehingga ada kemungkinan bahwa
mereka (orang-orang ottoman) mendirikan industri musket dan meriam serta
lembaga pendidikan militer di aceh. ada kemungkinan lembaga-lembaga
pendidikan dan industri yang dibuat oleh ottoman tersebut menghasilkan
gunsmith dari kalangan pribumi sehingga industri persenjata apian di
aceh masih terus lestari hingga terjadinya perang aceh (1873 - 1904)
karen pasukan-pasukan gerilya aceh mendapatkan persenjataan dari
industri-industri tersebut meskipun harus dibeli dengan harga mahal
karena melonjaknya permintaan terhadap pealatan perang semacam musket
dan meriam untuk menandingi kekuatan pasukan belanda yang menggunakan
teknologi sama
|
Bendera kesultanan aceh |
|
Gerilyawan Aceh |
selain kesultanan aceh masih banyak
kerajaan nusantara lainya yang mendapat pengaruh kebudayaan senjata api
yang dibawa oleh bangsa pendatang. kedatangan belanda di jawa membawa
perubahan politik yang besar di jawa. banyak kerajaan jawa yang
bersekutu dengan belanda karena belanda memiliki persenjataan yang lebih
"mapan" dibanding persenjataan kerajaan lokal yang masih "primitif"
untuk memperebutkan pengruh kekuasaaan sebesar-besarnya diatas tanah
jawa .karena itu kerajaan jawa memperoleh dukungan persenjataan modern
dari belanda. belanda juga membentuk pasukan mercenary/bayaran yang
didatangkan dari negri asing termasuk oleh kalangan pribumi untuk
mengatasi gerakan pemberontakan-pemberontakan sehingga memungkinkan
adanya sosialisasi terhadap penggunaan senjata api.
|
Meriam khas melayu, istinggar |
kemudian
penyebaran senjata api di wilayah lainya seperti di maluku, sulawesi,
bali dan wilayah lainya bisa melalui jalur perdagangan atau tempat
persinggahan yang ramai seperti halnya kerajaan ternate yang memiliki
bandar perdagangan yang ramai sehingga mememungkinkan pengaruh asing
untuk masuk dan menggantikan kebudayaan lama yang sudah usang.
CAUTION : Saya Peringatkan bahwa
data-data yang ada dalam postingan kali ini belumlah valid dan masih
bersifat spekulatif atau masih berupa perkiraan atau pandangan saya dan
masih perlu banyak penulusuran lebih lanjut terhadap data-data yang saya
tampilkan. maka dari pengunjung blog dapat menyampaikan ralat atau
kritiknya via komentar blog. terima kasih
Thanks for reading:
Penyebaran Senjata Api di Kerajaan Nusantara