Selain pencipta dan pengembang mobil listrik nasional, Ricky Elson
selama di Jepang juga telah menemukan 14 teori tentang motor listrik
yang sudah dipatenkan oleh pemerintah Jepang.Beliau juga adalah kepala
Divisi penelitian dan pengembangan teknologi permanen magnet motor dan
generator NIDEC Coorporation, Kyoto, Minamiku-kuzetonoshiro cho388,
japan. Dan masih banyak lagi prestasi Ricky Elson lainnya yang luar
biasa, sehingga wajar Dahlan Iskan memintanya pulang ke Indonesia.
bldirgantara.blogspot.com
Putra Minangkabau ini, yang dipercaya Dahlan Iskan sebagai Pelaksana
penugasan proyek pengembangan teknologi mobil listrik nasional, juga
sedang aktif melakukan penelitian di ciheras tasikmalaya mengenai
pembangkit listrik tenaga angin. Bahkan kini kincir angin hasil
rancangan beliau tersebut kini menjadi yang terbaik di dunia untuk kelas
500 watt peak. Luar biasa!
Ricky Elson hidup sederhana dengan mahasiswa bimbingannya di ciheras
(Sumber. akun facebook Ricky Elson)
Yang lebih luar biasa lagi, beliau rela ikhlas meninggalkan Jepang
dengan segala fasilitas dan income yang beliau dapatkan disana, untuk
hidup sederhana di desa kecil ciheras dengan kehidupan ala kadarnya
sambil membimbing banyak mahasiswa-mahasiswa dan anak-anak muda yang
ingin belajar bersama beliau di sana.
Bahkan beliau juga kabarnya rela berjauhan sementara dengan istri
tercinta beliau demi cita-cita mewujudkan pembangkit listrik murah dan
ramah lingkungan untuk Indonesia.
Pengorbanan Ricky Elson dengan meninggalkan kehidupan yang nyaman
berkumpul bersama istri tercinta, punya pekerjaan yang mapan di Jepang,
dan segala macamnya untuk sebuah cita-cita untuk kemaslahatan Ibu
pertiwi memang sudah jarang kita temukan disaat sekarang ini.
Disaat orang-orang sibuk dengan kekuasaan, jabatan, kursi empuk dewan
perwakilan rakyat dan segala macamnya, beliau rela hidup di kesunyian
alam pedesaan ciheras.
Suatu hari, ditengah beliau sedang semangat-semangatnya menularkan
ilmunya untuk anak-anak muda Indonesia, beliau menuliskan status yang
cukup menarik perhatian, status beliau adalah sebagai berikut:
Galau tingkat tinggi, dari semalam dan barusan di Tel beberapa Pimpinan
Pershn di Jpn, "udah cukup main2 di Indonesianya" diminta
(diperintahkan) balik ke Jepang lagi, akhir April ini, kembali sebagai
Engineer for R&D electric motor and applications lagi.ditutup dengan
"Sangat banyak yg bisa anda kerjakan disini" …
Heeemmmmh.
Bagaimana dengan adik2ku di Ciheras ini?
Cerita saya Cerita Ciheras.
2014/4/2
Ya, wajar beliau galau. Secara, beliau masih berstatus karyawan salah
satu perusahaan jepang tempat beliau bekerja sebelumnya. Yang barangkali
saja segala gaji dan tunjangan lainnya tentunya masih mengalir ke
rekening beliau karena begitu banyaknya sumbangsih beliau terhadap
perusahaan tersebut.
Dan Jepang tentu sangat tidak ingin kehilangan aset berharga tersebut.
Apalagi mereka sudah terlalu lama memberi izin "cuti", hampir tiga tahun
di Indonesia atas permintaan Dahlan Iskan.
Jika melihat perhatian pemerintah terhadap pengembangan teknologi di
negeri ini yang sangat memprihatinkan. Tentunya beliau bisa melakukan
banyak hal disana dengan berbagai kemudahan yang ada. Beliau tentu tidak
akan banyak mengalami kesulitan untuk melakukan penelitian dan
menemukan banyak hal untuk kemajuan peradaban.
Sekarang ini memang, hampir seluruh gaji Dahlan Iskan sebagai Menteri
BUMN memang disumbangkan untuk penelitian dan pengembangan mobil listrik
nasional yang ditugaskan kepada beliau.
Tentu itu semua belum cukup. Apalagi untuk kegiatan penelitian
pembangkit listrik tenaga angin yang sedang beliau teliti. Anak-anak
negeri berpotensi, karya-karya mereka terlalu sering diabaikan.
Apakah nasib mobil listrik dan pembangkit listrik tenaga angin ini akan
sama nasibnya dengan penemuan pesawat N-250 nya Habibie dulu dan
akhirnya mati muda? Entahlah!
Ricky Elson Pernah berkata:
Saya heran, mengapa begitu banyak amarah dan penghujat di sekitar kita?
Ketika Tuxuci kecelakaan, orang banyak yang menghujat. Meski beberapa
juga memberikan dukungan. Namun saya tetap optimis. Pada dasarnya semua
hal yang salah bisa diperbaiki. Saya gunakan amarah dan hujatan sebagai
daya dorong untuk memperbaiki kesalahan. Lagipula, pesawat tinggal
landas dengan cara melawan angin, bukan dengan mengikutinya.