Jodoh memang di tangan Tuhan ya Ladies. Siapa jodoh kita nanti,
kita tak akan pernah tahu. Anda hanya bisa berharap, orang yang Anda
sayangi saat ini adalah jodoh Anda. Jika Tuhan meng-amin-i pasti ia
benar jodoh Anda. Tetapi jika tidak, pasti Tuhan sedang mempersiapkan
pangeran terbaik untuk Anda. Entah seseorang yang ada di masa depan,
atau seseorang di masa lalu, atau orang di sekitar Anda bisa menjadi
jodoh Anda.
Seperti sahabat Vemale berikut ini. Ladies, ia tak
pernah menyangka siapa jodohnya. Dipertemukan dengan orang yang salah,
membuat ia menemukan masa depannya.
Seorang
wanita berhak untuk memilih, siapakah lelaki yang tepat untuk
bersanding. Sama sepertiku. Ketika ketulusan cinta sudah tak lagi
dihargai, apa yang membuat bahagia di hati?
Namaku rosa, sudah 3
tahun ini aku menjalin kasih dengan seorang pria bernama Rio. 3 tahun
bukanlah waktu yang singkat, terlalu banyak suka dan duka yang kami
alami. Kami bertemu di suatu sore, salah satu sahabat terbaikku yang
memperkenalkan aku pada Rio. Ya, bintang yang mengenalkanku pada rio.
Bintang adalah sahabat terdekatku saat kuliah, baik perangainya, serta
ia layaknya tempat sampah yang rela menampung sampah dan keluh kesah
hatiku.
Pertemuan sore itu dengan Rio bukanlah sekedar pertemuan.
Pertemuan kami seperti sebuah pintu yang mengantar kami ke gerbang
cinta. Hari demi hari hubunganku dengan Rio semakin dekat. Suatu hari ia
menyatakan perasaannya padaku. Pertanyaan hatiku seakan mendapat
jawabannya, tanpa berpikir panjang ku jawab 'iya' ketika Rio menanyakan
hal yang sangat kuinginkan.
"Rosa, hari-hariku semakin lengkap
semenjak aku mengenalmu. Bukan sekedar bualan, tapi itu isi hatiku. Aku
rasa kamu bisa merasakan perhatian dan sayangku. Apakah kamu mau menjadi
kekasihku?" tanya Rio kala itu.
"Iya" jawabku. Sebuah jawaban
yang cukup singkat yang mewakili seluruh rasa di hatiku. Layaknya
pasangan yang baru jadian, bahagia selalu menghiasi hari-hari kami.
Sampai akhirnya aku mengetahui, ternyata Rio memiliki sebuah kenangan
yang belum bisa ia lupakan.
2 bulan setelah kami jadian, suatu hari di bulan Januari, seorang wanita menelepon saya.
"Aku
hamil, RIo ayah dari bayi yang ku kandung ini," kata si wanita. Hanya
satu kalimat tetapi seakan memukul hatiku dengan hantaman terdahsyat.
Sakit,
hancur, berantakan, entah kata apalagi yang bisa kugunakan untuk
menggambarkan hatiku saat itu. Putus adalah pilihan yang tepat pikirku.
Dan aku mencoba menjauh.
Selang beberapa bulan kemudian, wanita itu meneleponku kembali,
"Aku membuang anakku, aku tidak akan meminta pertanggungjawaban Rio."
Mendengar itu, entah ada sedikit rasa lega yang menyeruak di hatiku. Atas nama cinta, aku kembali pada pelukan Rio!
Banyak
orang yang bilang aku bodoh, tapi cinta menuntunku kembali padanya.
Tahun pertama hubungan kami memang penuh cobaan, setelah kami sempat
terpisah, ia sempat menghilang, tapi lagi-lagi cinta menunjukkan
jalannya. Jalan tahun kedua, semua berjalan baik-baik saja. Tapi tidak
di tahun ketiga. Sifat kami semakin bertolak belakang, menikah hanya
menjadi sebatas rencana. Rio bukan tipe lelaki pekerja keras, bahkan ia
belum bekerja. Sedangkan lelaki lain di usianya, seharusnya sudah cukup
mapan. Bukannya aku matre, tetapi jika harus berpikir jangka panjang,
mau diberi makan apa anak-anak kami kelak?
Cinta saja tidak akan
bekerja dalam sebuah hubungan. Semakin hari hubungan kami semakin
renggang. Perlakuannya yang acuh membuatku seakan tak ada harganya.
***
Hari
itu, tepat Hari Raya Idul Adha, aku pergi ke Jakarta hanya sekedar
untuk mengisi waktu sambil mencari pekerjaan. Tiba-tiba aku teringat
tentang sesosok pria bernama Bintang. Pria yang rasanya semakin jauh
setelah aku menjalin cinta dengan Rio. Iseng aku menghubunginya,
kebetulan Bintang bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta.
Di
luar dugaanku, respon Bintang begitu luar biasa. Ia begitu antusias
untuk bertemu denganku. Seminggu di Jakarta, aku banyak menghabiskan
waktu dengan Bintang. Aku merindukan sahabatku yang satu itu. Sahabat
terbaik yang aku punya. Rasa bersalah memenuhi relung hatiku, mengapa
aku sempat melupakannya 3 tahun ini.
Bintangku masih sama seperti
yang dulu. Ia masih pendengar setia. Dengan penuh kesabaran dan sorot
mata yang seakan tak pernah bosan memandangku, Ia mendengar semua kisah
hidupku dengan Rio.
"Di mana kamu dihargai, di situ seharusnya
kamu berada," katanya padaku ketika aku bercerita tentang Rio. Bintang
selalu bisa meninggikan hatiku. Ia mampu membuatku tersenyum.
Sehari
sebelum aku kembali ke kotaku, ia mengajakku jalan-jalan. Di suatu
senja, berawan merah, di kala matahari sudah mulai malu-malu menampakkan
dirinya, Bintang mengatakan sesuatu. Sesuatu yang cukup menggetarkan
hatiku.
"Aku jatuh cinta padamu sejak dulu. Tapi aku menahannya,
kupikir kamu bahagia bersama Rio. Maafkan aku mengenalkanmu pada orang
yang salah. Aku mencintaimu," ujarnya sambil menatapku tajam.
Ia
melanjutkan ucapannya, "Aku tahu ini terlalu cepat dan membuatmu
terkejut. Tapi kamu telah mengenalku dari dulu. Maukah kamu menjadi
wanitaku?"
Rasa bahagia yang sudah lama sirna tiba-tiba muncul.
"Seharusnya aku tahu itu dari dulu. Tak mungkin aku menyia-nyiakan
lelaki yang begitu perhatian dan baik bagiku. Bahkan ia rela mengubur
kebahagiaannya demi melihat aku bahagia dengan lelaki lain. Aku
mencintaimu, Bintang."
Saat itu juga ponselku berbunyi, tanda ada pesan singkat yang masuk.
"Apa pun yang terjadi, tidak usah memberikan alasan apapun. Mulai hari ini kita tidak ada hubungan lagi."
Sebuah pesan dari Rio yang ingin mengakhiri hubungan denganku. Tapi itu kata putus terindah yang pernah aku tahu.
Aku
melihat bintang membaca pesan itu, lalu berkata, "Sekarang kau milikku.
Di mana kamu dihargai, di situ seharusnya kamu berada. Hatiku
menghargaimu, ia mencintaimu, di hatiku seharusnya kamu berada."
Tak terasa senyum mengembang di pipiku malam itu. "Iya, 'Bintang'ku sudah bersinar di hatiku," balasku.
Bulan dan bintang pun menjadi saksi cinta kami malam itu.
Tuhan
itu adil Ladies, asalkan kita mau membuka hati dan memperbaiki diri,
pasti Ia memberikan jodoh yang tepat untuk Anda. Seperti sahabat Vemale
yang satu ini, bayangkan jika ia hanya terpuruk dalam kesedihan dan
tidak mencoba untuk move on, dia tak akan pernah menemukan bintangnya, Ladies.
Sumber
Thanks for reading:
Curhat Cinta: Jodoh Memang Tidak Kemana Ketika Kau di Sana